Himalayapost.id – Beijing, Tiongkok – Dalam langkah yang ambisius, Tiongkok telah merilis rencana untuk mengungguli Amerika Serikat dalam bidang teknologi, khususnya dalam komputasi dan kecerdasan buatan.
Rencana ini diprakarsai oleh enam departemen di Beijing, termasuk Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), dan menetapkan target yang sangat menantang.
Salah satu poin utama dari rencana ini adalah target untuk mencapai kecepatan komputasi sebesar 300 ExaFLOPS (EFLOPS) dalam waktu dua tahun. Kecepatan komputasi ini setara dengan mampu melakukan satu triliun operasi floating-point per detik.
Target ini memiliki implikasi besar untuk pengembangan kecerdasan buatan, yang sangat bergantung pada komputasi dalam jumlah besar.
Rencana Tiongkok ini muncul seiring dengan pergeseran kekuatan dalam industri semikonduktor. Tahun lalu, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan ekspor sejumlah chip penting ke Tiongkok. Sebagai tanggapan, Tiongkok mulai mengembangkan kapasitas produksi chipnya sendiri dan berinvestasi dalam riset dan pengembangan teknologi semikonduktor.
Langkah-langkah ini menggarisbawahi komitmen Tiongkok untuk mengamankan kedaulatan teknologi mereka sendiri dan mengurangi ketergantungan pada pasokan teknologi dari luar negeri.
Ini juga merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk menggantungkan ekonomi Tiongkok pada sektor teknologi tinggi yang lebih berkelanjutan.
Salah satu aspek penting dari rencana ini adalah penekanan pada pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam bidang kecerdasan buatan dan komputasi tingkat tinggi. Tiongkok berusaha untuk memastikan bahwa mereka memiliki tenaga kerja yang terampil dan terlatih untuk mendukung perkembangan teknologi ini.
Namun, langkah-langkah ini juga mengundang perdebatan terkait dengan keamanan dan persaingan global. Amerika Serikat dan Tiongkok telah lama bersaing dalam domain teknologi, dan rencana Tiongkok ini mungkin memperketat persaingan tersebut.
Secara keseluruhan, rencana Tiongkok untuk mengungguli Amerika Serikat dalam teknologi komputasi dan kecerdasan buatan mencerminkan komitmen serius pemerintah Tiongkok untuk menjadi pemimpin global dalam inovasi teknologi.
Namun, implementasi rencana ini akan membutuhkan upaya besar, sumber daya yang signifikan, dan kerja keras untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. Dalam beberapa tahun mendatang, dunia akan terus mengawasi perkembangan ini dengan cermat, karena dampaknya dapat membentuk arah perkembangan teknologi global. (Ly)