Himalayapost.id – Provinsi Herat Barat, Afghanistan – Hari Sabtu lalu, peralatan musik senilai ribuan dolar telah hangus terbakar dalam sebuah api unggun di provinsi Herat barat. Insiden ini terjadi sebagai bagian dari serangkaian tindakan keras yang diberlakukan oleh Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021.
Sejak berkuasa, Taliban telah memberlakukan banyak pembatasan, salah satunya adalah larangan memainkan musik di depan umum. Larangan ini mendapat kritikan keras dari Ahmad Sarmast, pendiri Institut Musik Nasional Afghanistan, yang menyebutnya sebagai “genosida budaya dan vandalisme musik”.
Wanita di Afghanistan juga menanggung beban berat dari aturan yang ketat ini. Mereka diwajibkan untuk berpakaian dengan cara yang hanya memperlihatkan mata mereka, dan harus selalu didampingi oleh saudara laki-laki jika mereka bepergian lebih dari 72 km (48 mil). Gadis dan wanita remaja juga dilarang masuk ke ruang kelas sekolah dan universitas, pusat kebugaran, dan taman.
Selain itu, pekan lalu, semua salon rambut dan kecantikan di seluruh negeri juga diperintahkan untuk ditutup, setelah dianggap tidak sesuai dengan aturan Islam menurut Taliban.
Api unggun di provinsi Herat barat menjadi saksi dari kehancuran beberapa instrumen musik yang indah, termasuk gitar, harmonium, dan tabla sebuah jenis drum, serta amplifier dan speaker. Banyak dari peralatan ini telah disita dari tempat pernikahan di kota.
Perlu diingat bahwa selama penguasaan sebelumnya dari pertengahan 90-an hingga 2001, Taliban juga telah melarang semua bentuk musik dari pertemuan sosial, siaran televisi, dan radio di Afghanistan.
Perkembangan ini menimbulkan keprihatinan atas kebebasan budaya dan hak asasi manusia di Afghanistan. Masyarakat internasional mengawasi situasi ini dengan cemas dan menuntut langkah-langkah yang lebih adil dan menghormati keberagaman budaya dan hak-hak wanita di negara tersebut.
Editor : Leeyork
Sumber : bbc