Himalayapost.id – Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel telah mendukung kerangka usulan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan tawanan, dan sekarang terserah pada kelompok Palestina Hamas untuk menyetujuinya. Gencatan senjata tersebut direncanakan berlangsung selama 40 hari, bertepatan dengan bulan Ramadan.
Seorang pejabat senior AS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan Israel “kurang lebih menerima” kesepakatan tersebut, yang diajukan oleh Mesir dan Qatar. Kesepakatan itu meliputi penghentian serangan udara dan roket, pembukaan perbatasan, dan pembebasan lebih dari 200 sandera Israel dan tahanan Palestina.
“Kami berharap Israel akan segera memberikan jawaban positif, karena ini adalah kesempatan langka untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan dan menimbulkan banyak korban jiwa,” kata pejabat AS itu.
Menurut pejabat AS itu, gencatan senjata Ramadan akan dimulai pada 5 April 2024, sehari sebelum bulan suci umat Islam dimulai. Gencatan senjata itu akan berakhir pada 15 Mei 2024, yang bertepatan dengan Hari Nakba, hari peringatan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari tanah air mereka pada 1948.
Selama periode gencatan senjata, kedua belah pihak diharapkan dapat melakukan negosiasi lebih lanjut untuk mencapai solusi damai yang permanen dan adil. AS, Mesir, Qatar, dan PBB akan bertindak sebagai penengah dan pengawas dalam proses tersebut.
Konflik di Gaza telah memasuki bulan ketujuh, sejak Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Sejak itu, lebih dari 30.000 orang tewas di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil, dan lebih dari 70.000 orang terluka. Israel juga mengalami kerugian besar, dengan lebih dari 1.200 orang tewas dan 253 orang disandera oleh Hamas. (Ly)