Himalayapost.id – Empat tahun setelah referendum Brexit, Inggris akhirnya resmi meninggalkan Uni Eropa pada awal 2020. Walaupun negara ini secara resmi telah meninggalkan blok ekonomi terbesar di dunia, namun dampak jangka panjang dari Brexit masih belum sepenuhnya terlihat.
Perdagangan dan ekonomi Inggris telah menjalin kesepakatan perdagangan dengan berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan negara-negara di Asia dan Amerika Selatan. Namun, Inggris masih menghadapi tantangan dalam beberapa sektor seperti tarif dan pengawasan barang. Beberapa sektor juga mencari peluang baru dengan mengembangkan teknologi dan inovasi.
Hubungan dengan Uni Eropa Meskipun Inggris telah keluar dari Uni Eropa, mereka masih terlibat dalam banyak isu yang mempengaruhi kawasan tersebut seperti perdagangan, keamanan, dan migrasi. Perundingan dan kerjasama terus berlangsung dengan tujuan memperkuat kawasan tersebut secara keseluruhan.
Politick dalam negeri Brexit telah memicu perubahan besar dalam politik Inggris. Partai-partai politik berusaha menavigasi perubahan ini dan memperkuat posisi mereka. Partai Konservatif Boris Johnson meraih posisi Perdana Menteri dan mencoba mengatasi efek Brexit dengan mencari keseimbangan antara kepentingan nasional dan internasional.
Identitas nasional Brexit juga menimbulkan pertanyaan tentang identitas nasional Inggris. Sebagian masyarakat merasa bangga dengan negara mereka dan ingin mempertahankan kedaulatan mereka, sementara yang lain merasa kecamuk dan khawatir dengan masa depan mereka.
Dalam jangka panjang, Inggris masih harus menghadapi banyak tantangan pasca-Brexit, tetapi di dalam setiap tantangan selalu terdapat peluang untuk membangun kembali posisi negara dalam skala global. Kita semua harus tetap berharap bahwa Inggris dapat terus memperjuangkan kepentingannya sendiri sekaligus memperkuat posisinya dalam kerjasama internasional. (Ly)