Himalayapost.id, Solok Selatan- Pemkab Solok Selatan mendorong petani kopi di Solok Selatan tak lagi menjual kopi dalam bentuk barang mentah, namun meningkatkan produksinya hingga ke produk turunannya.
Hal ini diungkapkan Bupati Solok Selatan H. Khairunas ketika mendampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi saat penyerahan dana bantuan dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI) kepada Kelompok Tani PTL Coffee Farm yang berlokasi di Wonorejo, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Sangir.
Khairunas mengatakan, peningkatan hilirisasi dapat dilakukan sejalan dengan diterimanya bantuan oleh para petani kopi dari berbagai pihak, baik dalam bentuk pembinaan hingga pendanaan.
“Dengan adanya bantuan yang diberikan ini kita berharap kelompok tani memproduksi bukan hanya kopi konvensional tapi juga terjadi hilirisasi. Jadi tidak lagi menjual bahan mentah,” kata Khairunas, Minggu (23/10/22).
Secara sederhana, hilirisasi produk pertanian adalah suatu proses pengolahan hasil pertanian menjadi produk turunan lain, yang produk olahannya ini kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi. Muaranya nanti akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Untuk itu, katanya diperlukan bantuan yang berkelanjutan untuk para petani dalam hal teknologi hingga manajemen dari pemerintah maupun pihak swasta.
Selain itu, upaya lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan menambah luas area tanam petani dari yang sudah ada saat ini.
“Kepada kelompok tani, jangan hanya mendapatkan bantuan, namun ini harus ditingkatkan berlipat ganda,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Mahyeldi mengatakan pengembangan pertanian termasuk fokus pemerintah provinsi saat ini. Di samping komoditas kopi merupakan salah satu dari 12 komoditas yang menjadi fokus peningkatannya.
“Makanya sejalan dengan visi misi Sumbar 2021-2026 nanti kita alokasikan 10% APBD provinsi untuk pertanian. Dalam artian luas, itu bukti keseriusan dan kesungguhan kita,” ungkap Mahyeldi.
Komoditas kopi Solok Selatan saat ini sudah menjadi salah satu komoditas yang dikenal di masyarakat luas. Saat ini terdapat 16,5 hektar lahan kopi di area tersebut dengan jumlah petani sebanyak 19 orang.
Adapun bantuan yang diberikan PT Bank Syariah Indonesia berupa dana senilai Rp500 juta, pupuk pupuk dan alat pertanian.