Himalayapost.id – Bus-bus di India dan Bangladesh sering terlihat tergores dan penyok di bagian bodi bud. Hal ini bukan karena kecelakaan atau kurangnya perawatan, melainkan karena cara komunikasi antara kondektur dan sopir yang unik.
Kondektur bus biasanya akan memukul bus dengan alat seperti kayu atau batu untuk memberi kode kepada sopir bahwa ada penumpang yang ingin naik atau turun. Setiap kode memiliki arti yang berbeda, misalnya satu kali pukulan berarti berhenti, dua kali pukulan berarti jalan, dan tiga kali pukulan berarti mundur.
Cara ini dipilih karena suara klakson atau bel bus sering tidak terdengar di tengah kebisingan lalu lintas. Selain itu, kondektur juga tidak bisa berteriak atau menggunakan walkie-talkie karena jarak yang terlalu jauh dengan sopir.
Namuun, cara ini juga menimbulkan kerusakan pada bodi bus, yang membuatnya terlihat tidak rapi dan menurunkan nilai jualnya. Beberapa pemilik bus mencoba mengatasi masalah ini dengan melapisi bagian bus dengan karet atau plastik, atau memasang lampu indikator yang bisa dinyalakan oleh kondektur.
Meskipun demikian, cara komunikasi ini masih bertahan sebagai tradisi dan budaya di India dan Bangladesh. Banyak penumpang yang menganggapnya sebagai bagian dari pengalaman naik bus di kedua negara tersebut. (Ly)