Himalayapost.id, Siberut Barat– Pasca tiga kali diguncang gempa yang berpusat di Barat Laut Kepulauan Mentawai dengan magnitudo di atas 5 skala richter (sr), yakni 5,2 sr, 5,9 sr, dan 6,4 sr pada Senin (29/8/22), sejumlah warga mengungsi ke tempat evakuasi dan fasilitas umum.
Novriadi, Kepala Pelaksana BPBD Mentawai mengatakan bahwa gempa terasa sangat kuat di daerah Siberut Barat, dilaporkan beberapa bangunan mengalami rusak ringan hingga rusak berat. “Kita mengimbau warga tetap waspada dan siaga mengantisipasi gempa susulan yang lebih besar dan mengungsi ke tempat evakuasi,”ujar Novriadi.
Mengantisipasi gempa susulan yang lebih besar, dijelaskan Novriadi, warga Dusun Simalegi Muara Desa Simalegi yang bermukim di tepi pantai, mengungsi ke perladangan masyarakat di dataran tinggi.
Kemudian masyarakat Betaet Desa Simalegi sekira 500 jiwa yang juga berlokasi di tepi pantai, mengungsi di dataran tinggi pada tiga titik, yaitu di posko pengungsi yang dibangun NGO ASB pada program desa tangguh bencana, rumah masyarakat di dataran tinggi, dan perladangan masyarakat (tanpa pondok) di dataran tinggi.
Selain itu, di Kecamatan Siberut Utara, sejumlah warga mengungsi ke arah perladangan di Tamairang yang jauh dari pantai.
“Kerusakan terjadi pada fasilitas umum SMP N 03 Simatalu yaitu retak-retak, gedung SD N 18 Simalegi dindingnya juga retak. Lalu, SD N 11 mengalami rusak berat. Kemudian, dinding Puskesmas Betaet retak dan pintu terlepas. Satu unit rumah ibadah gereja katolik di Dusun Simalibbeg Desa Simatalu mengalami retak dan plafon berjatuhan. Selain itu, gedung kantor Camat Siberut Barat juga retak, dan salah satu rumah warga rusak ringan,” terangnya.
Adapun bantuan yang telah disalurkan ke tempat pengungsian, dikatakan Novriadi, yakni berupa tiga buah terpal untuk tenda pengungsi di Kecamatan Siberut Barat dari Dinsos.