Himalayapost.id – Gaza, 16 November 2023, Dua rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, Al-Shifa dan Al-Quds, telah berhenti beroperasi pada Minggu (12/11/2023), akibat pengeboman Israel serta kurangnya obat-obatan, dan bahan bakar untuk menghidupkan generator.
Kedua rumah sakit ini merupakan rujukan utama untuk warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis. Namun, serangan Israel yang terus berlanjut telah merusak infrastruktur dan fasilitas di kedua rumah sakit tersebut.
“Kami telah kehabisan pilihan,” kata Dr. Nidal Abu Hadrous, seorang ahli bedah saraf yang bekerja di RS Al-Shifa. “Kami tidak dapat lagi merawat pasien dengan aman.”
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan puluhan bayi yang baru lahir beresiko meninggal dunia akibat terputusnya aliran listrik yang memberikan daya pada inkubator di RS Al-Shifa. Dikutip dari para dokter di rumah sakit tersebut, 2 bayi telah meninggal dunia dan 37 bayi prematur lainnya berada dalam kondisi serius.
Israel mengatakan, Hamas telah menempatkan pusat-pusat komando di bawah dan dekat rumah sakit. Dengan dalih ini, pasukan Israel menyerang lokasi dekat rumah sakit.
Namun, Kementerian Kesehatan Palestina membantah klaim tersebut. Mereka mengatakan, serangan Israel terhadap rumah sakit telah melanggar hukum humaniter internasional.
“Rumah sakit adalah tempat yang aman dan harus dilindungi dari serangan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra.
Serangan Israel terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina, termasuk 59 anak-anak. Lebih dari 1.200 warga lainnya terluka.
PBB dan organisasi kemanusiaan internasional telah menyerukan gencatan senjata segera untuk mencegah meningkatnya korban jiwa. (Ly)