Himalayapost.com, Sijunjung- Belakangan ramai video kemunculan dua ekor Gajah Sumatra di Nagari Durian Gadang, Kabupaten Sijunjung. Video tersebut diunggah di laman Instagram @sijunjung_traveling pada Selasa (14/2/23).
Menanggapi hal itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar membentuk tim pemantau khusus untuk melakukan pencatatan pergerakan gajah sehingga diketahui polanya.
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, S.T.P., M.Sc. menyampaikan kemunculan 2 ekor gajah ini merupakan sejarah baru bagi Sumbar. Terakhir, Gajah Sumatra ini diketahui tercatat terakhir muncul pada tahun 1980 atau 43 tahun lalu di Solok Selatan dan Sijunjung .
Dijelaskan, lamanya kemunculan gajah ini terjadi karena beberapa kemungkinan yakni; pertama kelompoknya sudah tidak ada lagi, kedua kelompok ini bisa jadi mengikuti kelompok yang lain, dan ketiga saat ini kelompok yang pernah mengikuti jalur yang pertama itu baru muncul kembali sehingga dia mengikuti trek yang lama.
Kemudian Ardi Andono juga menyebut berdasarkan hasil penyusuran di lapangan oleh tim gabungan, ditemukan jejak, kotoran dan pepohonan yang dimakan serta sisa makanan gajah. Namun bergitu, tim belum menemui mamalia terbesar yang terancam punah ini secara langsung.
“Tim akan terus melakukan upaya pencarian dan menganalisanya apakah hanya melewati jalur perjalanan atau karena satu lain hal,” katanya lagi.
Kepala BKSDA Sumbar mengimbau warga untuk tidak melakukan perburuan liar sebagaimana yang sudah tercantum pada UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
Dalam hal ini BKSDA Sumbar melalui Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi III Sijunjung sudah melakukan koordinasi dengan pengelola Geopark Silokek, Dishut Prov. Sumbar/KPH Sijunjung, Muspika setempat termasuk Polsek dan Koramil.
“Dengan kembalinya Gajah Sumatra ini merupakan aset bagi Sumatera Barat, apalagi berada di Geopark Silokek sehingga menambah kekayaan unsur hayati,” singkat Ardi Andono.