Himalayapost.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap gencatan senjata di Gaza, Palestina, segera terlaksana. Dia berharap gencatan senjata dapat dimulai pada minggu depan. Perwakilan dari Mesir, Qatar, Amerika Serikat, Perancis, dan negara lain telah bertindak sebagai perantara bagi Israel dan Hamas dalam upaya menghentikan pertempuran. Kesepakatan tersebut juga dapat mencakup pertukaran puluhan sandera dengan beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Situasi di Gaza sangat mengkhawatirkan, dengan krisis kemanusiaan yang semakin parah. Lynn Hastings, koordinator kemanusiaan PBB di Wilayah Palestina yang diduduki, menekankan bahwa gencatan senjata adalah “cara satu-satunya ke depan” dan “untuk kepentingan semua orang”, karena perang di sana mengancam perdamaian dan keamanan baik bagi warga Palestina maupun Israel. Hampir setengah penduduk Gaza, sekitar satu juta orang, telah terdorong ke Rafah di selatan akibat eskalasi konflik, memperburuk krisis kesehatan dan kelaparan .
Selain itu, gencatan senjata dapat membuka peluang untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas selama serangan teror mematikan di selatan Israel pada 7 Oktober. Akses bagi mitra kemanusiaan seperti Komite Internasional Palang Merah (ICRC) juga harus diberikan kepada staf medis yang ditahan oleh pasukan Israel.
Kondisi di Gaza semakin memburuk, dengan penyebaran penyakit menular, kurang dari sepertiga rumah sakit berfungsi sebagian, dan mayoritas penduduk kekurangan makanan dan air. Israel sebagai pihak yang menduduki bertanggung jawab untuk melindungi warga sipil Palestina dan memastikan akses bantuan tanpa hambatan. (Ly)