Himalayapost.id, Jakarta- 18 tahun lalu, tepatnya pada 7 September 2004, seorang aktivis HAM Munir Said Thalib, dibunuh di dalam pesawat ketika melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Belanda dengan racun jenis arsenik.
Hingga saat ini, kasus pembunuhan tersebut masih belum menemukan titik terang dalam mengungkap siapa dalang pembunuhan yang sesungguhnya.
Sutradara kenamaan Indonesia Hanung Bramantyo mengungkap, dirinya pernah hampir membuat film tentang aktivis HAM tersebut, Munir. Hal tersebut ia ungkap melalui sebuah unggahan Instagramnya, Rabu (7/9/22).
“Tanggal 7 Sept 2004, lelaki pejuang HAM ini dibunuh. Sampai hari ini dalangnya tidak tertangkap.” tulisnya melalui keterangan postingan akun @hanungbramantyo.
“Pernah suatu hari saya diminta membuat filmnya. Tanpa ragu saya menyatakan bersedia. Paginya, saya ditelf orang tak dikenal yang dengan sopan meminta saya untuk berjumpa. Katanya ngefans sama saya dan pengen kenalan. Setelah saya selidiki ternyata si penelphone seorang pensiunan tentara. Hati saya langsung mak jleb. Perasaan saya gak enak. Mulai saat itu, saya memutuskan untuk mengurungkan niat membuat film tentang Munir, daripada nasib saya seperti sang Brigadir.” ungkapnya.
Sang sutradara juga menyinggung kasus penembakan antar polisi yang saat ini dikenal sebagai tragedi Duren Tiga. “Melihat tragedi Duren Tiga, saya jadi paham kalau keadilan sulit ditegakkan jika menyentuh aparat.” tulisnya lebih lanjut.
“Buat cak Munir, saya titipkan doa. Semoga keadilan segera tiba buat sampean. Agar keluarga yang ditinggalkan tenang. Alfatehah …” tutup isi caption tersebut.