Himalayapost.id – India, negara terbesar kedua di dunia berdasarkan jumlah penduduk, dikabarkan akan mengganti nama resminya menjadi Bharat. Rencana ini menimbulkan kontroversi dan spekulasi di kalangan masyarakat dan media.
Apa alasan di balik rencana pergantian nama ini?
Nama India sendiri berasal dari bahasa Inggris, yang merupakan warisan dari masa penjajahan Inggris selama hampir 200 tahun.
Nama ini diambil dari kata Indus, nama sungai yang mengalir di perbatasan barat India. Nama Indus sendiri berasal dari kata Hindu, yang merupakan sebutan orang Persia untuk orang-orang yang tinggal di sekitar sungai tersebut.
Nama Bharat, di sisi lain, berasal dari bahasa Sanskerta, yang merupakan bahasa kuno yang digunakan oleh bangsa Arya yang datang ke India sekitar 3.500 tahun lalu.
Nama ini merujuk pada Bharatavarsa, nama wilayah yang meliputi India hingga Indonesia. Nama ini juga diambil dari nama Bharata, tokoh legendaris yang dianggap sebagai pendiri ras India.
Nama Bharat sudah digunakan secara resmi oleh India sejak kemerdekaannya pada tahun 1947. Dalam Pasal 1 Konstitusi India, disebutkan bahwa “India, yaitu Bharat, akan menjadi sebuah kesatuan negara-negara bagian”. Namun, nama India lebih populer dan dikenal di dunia internasional.
Selain itu, Pemerintah India juga akan mengadakan sebuah sesi parlemen istimewa selama lima hari pada akhir bulan ini untuk mengajukan resolusi khusus yang membahas prioritas penggunaan nama Bharat.
Namun, rencana pergantian nama ini mendapat tentangan dari partai-partai oposisi dan sebagian masyarakat. Mereka berpendapat bahwa nama India memiliki nilai merek yang tak terhitung yang telah dibangun selama berabad-abad dan diakui di seluruh dunia.
Mereka juga menilai bahwa rencana ini merupakan bentuk intoleransi dan pengabaian terhadap prinsip dasar persatuan dalam keragaman India. (Ly)