Himalayapost.id – Internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hampir 80% masyarakat Indonesia telah menjadi pengguna internet aktif pada tahun 2023. Bahkan dalam kontestasi pemilu tahun ini, internet memegang peranan penting dalam pengarusutamaan suara pemilih.
Namun, di balik manfaatnya, internet juga membawa ancaman bagi keamanan dan kesejahteraan penggunanya. Safer Internet Day atau Hari Internet yang Lebih Aman, yang diperingati setiap tanggal 6 Februari, memiliki makna yang dalam bagi situasi perkembangan internet. Alih-alih menjadi “lebih aman”, situasi penggunaan internet saat ini justru sering menimbulkan ketidakamanan.
Beberapa contoh ancaman yang muncul akibat internet adalah teror pinjaman online, judi online, terorisme, penipuan online, penyebaran kebencian, pencurian data, hingga mengungkap dan kekerasan seksual secara online yang sering terjadi pada perempuan dan anak-anak. Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejumlah 823 atau 31 persen pengaduan kasus klaster perlindungan khusus anak diterima oleh KPAI pada tahun 2023.
Untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut, diperlukan upaya bersama dari semua pihak, baik pemerintah, penyedia layanan online, masyarakat, maupun pengguna internet sendiri. Pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang mendukung pengembangan teknologi yang ramah anak, sekaligus memberlakukan aturan yang melibatkan penyedia layanan online dalam memastikan kontennya bersifat aman dan mendidik. Masyarakat dapat meningkatkan literasi digital dan kesadaran akan pentingnya perlindungan anak di dunia digital. Pengguna internet dapat menggunakan internet secara bijak, bertanggung jawab, dan menghormati hak-hak orang lain.
Internet adalah alat yang dapat membawa manfaat atau ancaman, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Mari kita wujudkan internet yang lebih aman, sehat, dan positif bagi kita semua. Save Internet, Save You. (Ly)