Himalayapost.id – Jalur Gaza, 3 November 2023, Militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza pada Rabu (1/11). Serangan ini menewaskan setidaknya 195 orang, termasuk 30 anak-anak dan 15 perempuan.
Serangan udara pertama terjadi pada Selasa (31/10) dan menargetkan sebuah bangunan tinggi di kamp Jabalia. Serangan ini menewaskan setidaknya 50 orang.
Serangan udara kedua terjadi pada Rabu (1/11) dan menargetkan sejumlah bangunan di kamp Jabalia. Serangan ini menewaskan setidaknya 145 orang.
Militer Israel membenarkan serangan udara ini dengan dalih memberangus Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza. Israel mengklaim bahwa serangan ini menargetkan “kubu pusat Hamas” di kamp Jabalia.
Hamas mengecam serangan udara ini sebagai “pembantaian”. Kelompok ini menuduh Israel melakukan kejahatan perang.
Serangan udara ini menambah daftar panjang kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza. Sejak 2007, Israel telah melancarkan beberapa perang di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan kehancuran infrastruktur.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, mengatakan bahwa mereka “prihatin” dengan serangan udara ini. Namun, AS tidak secara langsung mengecam serangan ini.
Kesatuan Eropa (UE) juga mengecam serangan udara ini. UE menyerukan Israel untuk menghentikan serangan udara dan memulai dialog dengan Hamas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengecam serangan udara ini. PBB menyerukan Israel untuk melakukan penyelidikan independen atas ini.
Serangan ini telah menyebabkan korban jiwa yang besar, termasuk anak-anak dan perempuan. Serangan ini juga telah menyebabkan kerusakan infrastruktur di Jalur Gaza.
Serangan udara ini juga telah meningkatkan ketegangan antara Israel dan Hamas. Serangan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya perang baru di Jalur Gaza. (Ly)