Himalayapost.id – Story – London, 6 September 1666 – Sebuah kebakaran besar yang melanda kota London selama empat hari telah berakhir pada hari Rabu, 5 September 1666.
Kebakaran ini merupakan salah satu bencana terbesar dalam sejarah Inggris, yang menghancurkan sekitar 70 persen wilayah kota, termasuk Katedral Santo Paulus dan sebagian besar bangunan-bangunan penting lainnya. Sekitar 100.000 orang, atau seperenam penduduk London saat itu, kehilangan tempat tinggal karena peristiwa ini.
Kebakaran ini berawal dari sebuah toko roti milik Thomas Farriner di Pudding Lane pada Minggu dini hari tanggal 2 September 1666.
Api kemudian menjalar dengan cepat ke bagian barat kota London, didorong oleh angin kencang dan bahan-bahan mudah terbakar yang banyak terdapat di rumah-rumah dan gudang-gudang.
Proses pemadaman api sempat tertunda karena adanya keraguan dari Wali kota London saat itu, Sir Thomas Bloodworth, yang menganggap api tidak akan menyebar luas. Saat pemadaman mulai diperintahkan, api telah mencapai jantung kota London pada hari Senin dini hari.
Kebakaran ini menyebabkan munculnya kehebohan di jalan-jalan di London, ditambah dengan adanya rumor mengenai orang asing yang dicurigai telah menyulut kebakaran.
Kecurigaan ini terutama sekali ditujukan pada para pendatang asal Prancis dan Belanda, yang merupakan musuh utama Inggris dalam Perang Inggris-Belanda Kedua yang saat itu sedang berlangsung.
Kelompok imigran dari kedua negara ini menjadi sasaran kecurigaan massa dan menyebabkan terjadinya kerusuhan di jalan-jalan di London.
Pada hari Selasa, api telah menyebar ke sebagian besar kota, menghanguskan Katedral Santo Paulus dan menyeberangi Sungai Fleet hingga ke dekat kediaman Raja Charles II di Whitehall.
Raja Charles II sendiri turun tangan untuk memimpin upaya pemadaman api, bersama dengan saudaranya James, Adipati York. Mereka memerintahkan untuk membuat sekat api dengan cara merobohkan bangunan-bangunan di sekitar api menggunakan bubuk mesiu atau alat-alat lainnya.
Pada hari Rabu, upaya pemadaman berhasil dilakukan. Keberhasilan pemadaman ini menurut para sejarawan turut dibantu oleh dua faktor, yaitu meredanya angin kencang yang bertiup ke arah timur dan adanya pasukan garnisun di Menara London yang menggunakan bubuk mesiu untuk menciptakan sekat api efektif guna menghentikan penyebaran api lebih lanjut ke arah timur.
Akibat dari kebakaran ini sangat besar bagi kota London dan penduduknya. Selain kerugian materiil yang tidak terhitung jumlahnya, kebakaran ini juga menimbulkan masalah-masalah sosial dan ekonomi, seperti pengungsian massal, kelaparan, penyakit, dan peningkatan kriminalitas.
Raja Charles II mengeluarkan proklamasi untuk membantu para korban kebakaran dan memulai rencana-rencana untuk merekonstruksi kota London dengan desain yang lebih modern dan aman. (Ly&Berbagai Sumber)