Himalayapost.id – Moskow, 25 Maret 2024, Dalam serangan yang mengejutkan di Balai Kota Crocus, sebuah gedung konser terkemuka di Moskow, sekelompok penyerang bersenjata menyerbu dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang sedang berkumpul untuk konser band rock Rusia, Picnic. Insiden mengerikan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Vladimir Putin memperkuat kekuasaannya dengan kemenangan besar dalam pemilihan umum.
Menurut laporan terbaru, serangan ini telah menewaskan setidaknya 137 orang dan melukai lebih dari 100 orang, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Dinas Keamanan Federal Rusia melaporkan bahwa banyak korban mungkin masih terjebak di dalam gedung yang terbakar setelah para penyerang melemparkan bahan peledak.
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui media sosial, namun klaim ini masih belum dapat diverifikasi secara independen. Penyelidikan yang dilakukan oleh para penyelidik negara mengindikasikan bahwa serangan ini diinvestigasi sebagai tindakan terorisme.
Walikota Moskow, Sergei Sobyanin, menyebut kejadian ini sebagai “tragedi besar” dan Kremlin menginformasikan bahwa Presiden Putin telah diberitahu tentang serangan tersebut beberapa menit setelah kejadian.
Saat ini, pengadilan distrik Basmanny di Moskow telah menahan satu tersangka pertama dalam serangan tersebut di bawah tahanan praperadilan selama dua bulan.
Selain itu, ada laporan bahwa Crocus City Hall dituduh telah mengunci pintu darurat sebelum serangan terjadi, yang mungkin telah menyebabkan beberapa korban meninggal karena asfiksia akibat asap.
Otoritas kesehatan telah merilis daftar 145 korban luka, dengan 115 di antaranya dirawat di rumah sakit, termasuk lima anak-anak. Komunitas internasional telah mengecam keras serangan ini dan menyatakan solidaritas mereka dengan korban dan keluarga yang terkena dampak tragedi ini.
Serangan ini menandai tahun ketiga konflik yang berlangsung di Ukraina dan menambah daftar panjang serangan teror yang telah terjadi di Rusia selama 25 tahun kekuasaan Putin. (Ly)