Himalayapost.id – Hari ini, hampa menyelimuti hati. Mulutku terkunci, tak bisa bicara apa-apa,
Hanya satu bayangan terlintas, episode hidup dimasa lalu, Ketika masih muda dengan tampilan energik.
Semua orang memuji dan tepuk tangan, Kharisma muncul, tak tergoyahkan,
Disisi manapun, seperti tak hentinya dapat pujian, Seperti magnet yang selalu mendekat.
Begitulah gambaran dimasa itu, Namun kini, semua terbalik dari masa lalu,
Kini, sepertinya hidup terpasung tanpa arah yang pasti, Semua terasa hilang, hidup seperti terasing dan tersisih.
Dari semua orang, kini kusadari, Perjalanan panjang sudah kita lalui,
Pentas yang tersedia bukanlah untuk kita lagi, Sedih dan duka menggulung jiwa ini, semua terasa hilang.
Tak bisa lagi berbuat banyak, walau keinginan untuk itu ada,
Tapi inikah yang dikatakan hampa telah mendera? Hanya air mata dan Tuhan yang mampu menjawabnya,
Karena akhir dipenghujung usia adalah kuasa dari pencipta alam semesta.
Teteskan sekali lagi air matamu,
Disana adalah tempatmu merenung, mempersiapkan akhir kehidupan ini.
Oleh : Edisar Dt Manti Basa, SH.MH