Himalayapost.id – Dalam perkembangan terbaru yang menyoroti ketegangan diplomatik antara China dan Amerika Serikat, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, telah mengkritik ucapan selamat Ramadan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Dalam ucapan tersebut, Blinken menyebutkan penderitaan yang dialami oleh warga Uighur di Xinjiang, warga Rohingya di Burma dan Bangladesh, serta warga Palestina di Gaza, yang menurutnya sangat dirasakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Wang Wenbin menanggapi dengan menuduh AS memiliki standar ganda dalam isu hak asasi manusia (HAM) dan menyerukan agar AS mengambil tindakan nyata untuk membantu Muslim di Gaza, bukan hanya mengeluarkan pernyataan. Wenbin juga mengecam AS karena menghalangi upaya Dewan Keamanan PBB untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.
Situasi di Xinjiang, tempat tinggal warga Uighur, telah menjadi subjek kritik internasional, dengan tuduhan pelanggaran HAM yang serius oleh pemerintah China. Di sisi lain, krisis Rohingya telah menyebabkan pengungsian massal ke Bangladesh, dengan kondisi yang sulit bagi pengungsi. Adapun di Gaza, konflik berkelanjutan telah menyebabkan situasi kemanusiaan yang memburuk.
Pernyataan Blinken tentang Ramadan mencerminkan kepedulian terhadap komunitas Muslim yang terdampak konflik di berbagai belahan dunia. Namun, respons China menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang tajam antara kedua negara mengenai pendekatan terbaik dalam menangani isu-isu global yang kompleks ini. (Ly)