Himalayapost.id, Dharmasraya- Ada hal menarik dari Festival Pamalayu. Festival budaya yang merupakan bagian dari Kenduri Swarnabhumi tersebut tampak melibatkan beberapa anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk menampilkan bakat.
Salah satunya M. Yahya Jhonas. Yahya merupakan murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Pulau Punjung yang memiliki keterbatasan mendengar dan berbicara.
Kendati demikian, dalam stand khusus artefak kuno yang disiapkan panitia, Yahya mampu menunjukkan bakatnya dalam melukis. Yahya dan beberapa ABK lainnya diundang istimewa untuk mengikuti perhelatan Festival Pamalayu.
Banyak karya lukisan telah dihasilkan Yahya. Karya lukisan Yahya tersebut dapat ditelusuri di sekolah maupun rumahnya di Silago.
Yahya dapat disebut ABK yang menginspirasi. Yahya adalah siswa perantau dengan dari rumahnya ke sekolah melalui jalan sepanjang 48 kilometer. Bukan hanya itu, Yahya selama di perantauan sudah menjalani hidup mandiri selama 11 tahun, tepatnya di Rusunawa Pulau Punjung.
Yahya makin piawai dalam bakat melukis selama bersekolah di SLB Negeri 1 Pulau Punjung di bawah bimbingan Eri Cahyabudi, seorang Sarjana Pendidikan Seni Rupa.
Yahya dan rekannya sesama siswa ABK membuat tertegun kalangan masyarakat yang menghadiri Festival Pamalayu. Karya lukisan Candi Borobudur dan pemandangan alam dihasilkan Yahya tertuang dari kelincahan tangannya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Dharmasraya Adlisman mengatakan, ajang Festival Pamalayu dilaksanakan memang melibatkan seluruh kalangan masyarakat tanpa terkecuali, mengoptimalkan potensi dan keunggulan yang ada.
“Salah satunya seperti ikut sertanya siswa ABK yang menunjukkan keterampilan, bakatnya dalam melukis cagar budaya secara bagus yang tidak semua orang dapat melakukannya. Ini menjadi motivasi bahwa keterbatasan itu bukan hambatan, justru dapat dioptimalkan,” ucap Adlisman pada Minggu (21/8/22).
Dengan andilnya siswa ABK seperti Yahya, menurut Adlisman, Festival Pamalayu mampu mengombinasi potensi seluruh masyarakat untuk terlibat dalam pemajuan kebudayaan, khususnya di Kabupaten Dharmasraya.
Partisipasi Yahya dan rekan-rekannya di Festival Pamalayu bahkan mendapat atensi khusus akun twitter Nadiem Makarim Fanbase.
“Semangat Yahya, Mas Nadiem sempat menulis pesan buat adik-adik luar biasa seperti kamu,” cuit akun itu membalas twitt Bonnie Triyana, sejarawan dan kurator Indonesia, sambil melampirkan insert gambar berisi pesan Medikbudristek Nadiem Makarim.
Festival Pamalayu 2022 merupakan ajang kedua kalinya digelar setelah tahun 2019. Khusus tahun ini, menjadi bagian dari rangkaian Kenduri Swarnabhumi yang diinisiasi Kemendikbudristek sebagai upaya menghubungkan kembali masyarakat dengan lingkungan berbasis kearifan lokal.
Festival Pamalayu dijadwalkan digelar mulai 18-23 Agustus dengan mengusung tema Keselarasan Alam Raya.
Sejumlah acara ditampilkan dalam Festival Pamalayu. Antara lain musikalisasi puisi Melayu dari para seniman lokal, penampilan produksi UMKM, sajian kuliner tradisi Sumatera Barat, serta pameran dan diskusi mengenai cagar budaya.
Guna diketahui, Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu daerah yang dilalui aliran Sungai Batanghari sehingga Dharmasraya turut disertakan dalam menyelenggarakan Festival Pamalayu sebagai rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi. (SP)