Himalayapost.id, Jakarta- Sempat ditunda akibat tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang yang terjadi 1 Oktober 2022 lalu, pemerintah kini memutuskan melanjutkan kompetisi sepak bola Liga 1 dengan sistem bubble dan tanpa penonton.
Hal ini dikatakan Menpora Zainudin Amali dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan, pada Selasa (6/12/22).
“Kemarin pemerintah yang diwakili Pak Menko Polhukam kemudian saya mendampingi dan Pak Kapolri, sudah mengumumkan dilanjutkan kembali kompetisi sepak bola yang tersisa, kan sempat ditunda karena ada kejadian di Kanjuruhan,” kata Menpora Amali.
Zainudin Amali meminta para suporter klub sepak bola tanah air bersabar dan memahami kondisi. Sebab setelah peristiwa Kanjuruhan, saat ini kondisi sepak bola Indonesia masih dalam penataan dan belum sepenuhnya normal.
“Dari evaluasi tentang rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan sudah mulai berjalan secara paralel, bahkan sudah ada tim yang melakukan pekerjaan tentang transformasi di federasi sepak bola Indonesia,” jelasnya.
Di kesempatan itu Amali menuturkan, Indonesia akan mengikuti Piala AFF dan Piala Dunia FIFA U-20 selaku tuan rumah. Untuk itu, dibutuhkan adanya kompetisi untuk menjaga kemampuan.
Menpora menekankan, penyelenggaraan kompetensi Liga 1 ini akan sangat ketat seiring adanya peraturan kepolisian, terutama dari sisi penonton. Dijelaskan bahwa suporter akan ditata sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Dalam aturan tersebut diatur bahwa suporter harus terorganisasi, memiliki tanda keanggotaan, serta organisasinya memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga agar ada perlindungan dan tanggung jawab jika terjadi sesuatu kepada suporter tersebut.
“Ini sambil ditata oleh federasi tentu ya, untuk sementara, kalau misalnya sambil menunggu itu tertata, itu kompetisi akan lama maka kompetisi jalan dulu dan akhirnya diputuskan tanpa penonton dulu,” tandasnya.