Himalayapost.id – Lilly Indriani Suparman Wenda adalah salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas mengibarkan bendera Merah Putih pada upacara peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023).
Lilly adalah perwakilan dari Provinsi Papua dan merupakan pembawa baki bendera yang menerima bendera pusaka dari Presiden Joko Widodo.
Namun, saat upacara berlangsung, Lilly mengalami insiden yang tidak terduga. Sepatu pantofel yang dikenakannya terlepas dari kaki kirinya saat ia hendak kembali dari halaman istana menuju ke halaman samping.
Meski demikian, Lilly tetap melanjutkan tugasnya dengan tenang dan profesional. Ia tidak panik atau terlihat gelisah. Ia tetap berjalan tegap bersama rekan-rekannya hingga tugasnya selesai.
Lilly mengaku tidak merasa deg-degan saat menghadapi insiden tersebut. Ia mengatakan bahwa ia sudah diajari oleh pelatihnya bagaimana mengatasi situasi krisis yang tak terduga.
Ia juga mengandalkan keyakinan dan percaya dirinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. “Enggak deg-degan. Karena percaya diri saja. Yakin dan percaya diri,” kata Lilly.
Lilly juga mengatakan bahwa ia tidak merasakan sakit di kaki kirinya meski hanya mengenakan kaos kaki putih panjang berjalan di aspal istana.
Ia mengaku sudah terbiasa berlatih dengan kondisi yang lebih berat. “Enggak sakit. Karena kita sudah biasa latihan di lapangan yang lebih keras,” ujar Lilly.
Lilly mendapat banyak pujian dan apresiasi dari masyarakat atas sikap dan prestasinya sebagai pembawa baki bendera nasional.
Banyak yang menganggapnya sebagai contoh bagi generasi muda Indonesia yang tangguh, disiplin, dan berdedikasi.
Lilly sendiri merasa bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari Paskibraka dan mengharumkan nama daerahnya.
“Bangga sekali bisa jadi pembawa baki bendera nasional. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup saya. Saya juga senang bisa membawa nama baik Papua di tingkat nasional,” kata Lilly.
Lilly lahir di Wamena pada 15 Mei 2007. Saat ini, ia menempuh pendidikan di SMAN 1 Wamena. Ia bercita-cita menjadi seorang dokter spesialis anak agar bisa membantu masyarakat Papua yang masih kekurangan fasilitas kesehatan.