Himalayapost.id, Dairi- Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) ditikam seorang temannya hingga meninggal dunia di Kelurahan Panji Dabutar, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, tepatnya di jalan perladangan Kuta Lama.
Korban yaitu Tonny Edison Samosir (52), warga Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, ditemukan masih mengenakan seragam Korpri usai melaksanakan upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila.
“Pada hari Kamis tanggal 1 Juni 2023 sekira pukul 09.00 WIB, anggota Sat Reskrim Polres Dairi mendapat laporan dari masyarakat bahwa di Desa Panji Dabutar telah ditemukan orang meninggal dunia akibat kekerasan,” kata Kapolres Dairi AKBP Wahyudi Rahman melalui Kasat Reskrim AKP Rismanto Jayanegara Purba.
AKP Rismanto menjelaskan, kronologis bermula ketika korban Tonny datang ke rumah saksi Saurtua Sibadutar. Korban mengajak saksi Saurtua dan istrinya, Henni Silvia Situmorang, bekerja di lahan perladangan milik korban Tonny.
Kemudian korban Tonny berangkat ke ladang menggunakan sepeda motor, disusul saksi Saurtua dan Henni dengan menggunakan mobil.
“Sesampainya di ladang korban, pada saat saksi Henni sedang menjaga anaknya, ada mendengar suara sepeda motor terjatuh dan melihat korban Tonny sedang dikejar oleh pelaku berinsial BMS,” kata AKP Rismanto mengutip keterangan saksi Saurtua.
“Ianya mendengar suara minta tolong secara berulang-ulang, dan seketika itu ianya melihat pelaku BMS melakukan penikaman terhadap korban hingga pisau belati yang digunakan pelaku terjatuh,” lanjutnya.
Sesaat itu, AKP Rismanto menjelaskan, saksi Saurtua mengambil dan mencampakkan pisau tersebut ke arah perladangan warga dan kemudian pelaku pergi ke arah perkampungan.
Saat ini personel Satreskrim sudah mengamankan pelaku di Polres Dairi setelah proses pencarian. Pelaku membenarkan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dia lakukan karena emosi.
Motif pelaku yaitu lantaran masalah yang bersifat pribadi dan menyangkut harga diri. Sehingga pada saat pelaku bertemu korban, pelaku menusukkan pisau ke dada korban secara berulang dengan pisau belati dalam keadaan emosi.