Himalayapost.id, Jakarta- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan kasus gagal ginjal yang melanda 245 anak di sejumlah daerah di Tanah Air disebabkan oleh zat kimia yang ada di dalam pelarut obat-obatan yang dikonsumsi para pasien.
“Jadi berdasarkan rilis dari WHO, adanya zat kimia di pasien, bukti biopsi yang menunjukkan kerusakan ginjalnya karena zat kimia ini, dan keempat adanya zat kimia ini di obat-obatan yang ada di rumah pasien,” kata Menkes usai mengikuti rapat internal bersama Presiden Joko Widodo, Senin (24/10/22).
“Kita menyimpulkan benar penyebabnya adalah obat-obat kimia yang merupakan cemaran dari pelarut ini,” ujarnya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, Kemenkes telah melakukan sejumlah Langkah salah satunya dengan menutup sekitar 1.100 obat-obatan yang mengandung pelarut seraya menunggu hasil penelitian yang dilakukan oleh BPOM.
“Nanti rencananya sore ini kita akan keluarkan surat untuk rilis. Jadi ada 133 atau 150-an obat-obatan yang memang pelarutnya tidak mengandung bahan kimia berbahaya, kita akan rilis,” ungkap Menkes Budi.
Selain itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) terkait beberapa obat yang bersifat sirup yang dibutuhkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit kritis.
“Ini (obat-obatan) kalau dilarang anaknya bisa menderita atau meninggal gara-gara penyakit yang lain. Jadi untuk obat-obat sirup yang gunanya untuk menangani penyakit kritis kita perbolehkan tapi harus dengan resep dokter,” ucap Menkes Budi.