Himalayapost.id – Militer Rusia mengklaim telah berhasil menghancurkan kelompok tentara bayaran asing yang mendukung pasukan Ukraina, di Petropavlovka, Kharkiv, Senin 11 September 2023.
Hal ini diungkapkan oleh juru bicara Milisi Rakyat Luhansk (LPR), Letnan Kolonel Andrey Marochko, yang menyebut bahwa operasi tersebut didasarkan pada penyadapan terhadap jalur komunikasi militer Ukraina.
Menurut Marochko, militer Ukraina mengerahkan tentara bayaran asal Polandia dalam unit terpisah. Saat penyadapan, terdengar pembicaraan dengan bahasa Inggris dan Polandia di radio. “Selama permusuhan aktif di wilayah pemukiman Petropavlovka, pidato Polandia dan Inggris terdengar di radio,” ucap Marochko.
Dalam pertempuran yang berlangsung di arah Kupyansk, militer Ukraina menelan kerugian besar setelah sebuah gudang senjata Brigade Pertahanan Teritorial ke-103 dihancurkan tentara Rusia di Tabaevka.
Sementara itu, menurut data yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, sekitar 80 tentara bayaran asing tewas dalam kontak tembak di Petropavlovka.
Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan, sejak Sabtu 9 September 2023, militer Ukraina kehilangan 425 orang prajuritnya karena tewas hingga mengalami luka parah. Angka ini jauh lebih tinggi dari yang diakui oleh pemerintah Ukraina, yang tidak merilis angka korban secara resmi.
Sementara itu, para tentara bayaran Barat yang bertempur dengan pasukan khusus Ukraina di dekat Donetsk mengatakan kepada ABC News bahwa unitnya yang terdiri dari puluhan orang mengambil 85% korban selama penyerangan di sebuah desa dekat kota dua minggu lalu.
“Dari mereka yang terkena, 40% terluka sangat parah sehingga pertempuran tidak efektif sesudahnya,” kata tentara bayaran asal AS tersebut yang berbicara dengan syarat anonim.
Konflik antara Rusia dan Ukraina memanas sejak awal tahun 2023, ketika Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap wilayah timur Ukraina yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia.
Ukraina kemudian meluncurkan serangan balasan dengan dukungan dari NATO, tetapi menghadapi perlawanan yang sangat terorganisir dari pasukan Rusia.
PBB telah mengutuk kedua belah pihak atas pelanggaran gencatan senjata dan hak asasi manusia, dan mendesak agar dialog damai segera dilakukan. (Ly)