Himalayapost.id – Nike, produsen alas kaki dan perlengkapan olahraga terbesar di dunia, mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 2 persen dari total tenaga kerjanya, atau sekitar 1.600 pekerja. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menghemat biaya operasional di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada penurunan laba dan pendapatan.
Menurut Reuters, Nike mengalami penurunan laba bersih sebesar 23 persen menjadi US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 21,88 triliun (kurs Rp 15.628 per dolar AS) pada kuartal kedua tahun fiskal 2024 yang berakhir pada 30 November 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penutupan toko-toko fisik, peningkatan biaya pengiriman, dan persaingan ketat dari merek-merek lain seperti Adidas, Puma, dan JD Sport.
Nike juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 1 persen menjadi US$ 10,6 miliar atau sekitar Rp 165,65 triliun pada kuartal tersebut. Penurunan ini terjadi di semua wilayah kecuali China, yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 24 persen. Nike mengatakan bahwa permintaan konsumen terhadap produk-produk mereka menurun akibat pandemi, yang membuat orang-orang mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Untuk mengatasi situasi ini, Nike telah merancang strategi penghematan biaya sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31,26 triliun selama tiga tahun ke depan. Strategi ini meliputi beberapa langkah, seperti memperketat pasokan beberapa produk, meningkatkan efisiensi rantai pasokan, mengurangi lapisan manajemen, dan meningkatkan penggunaan otomatisasi. Selain itu, Nike juga berfokus pada investasi di produk-produk sepatu lari, pakaian wanita, dan seri sepatu Jordan, yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
CEO Nike, John Donahoe, mengatakan bahwa PHK yang dilakukan adalah hal yang menyakitkan, tetapi perlu dilakukan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan perusahaan. Ia juga mengatakan bahwa Nike akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen di era digital.
“Kami berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi tantangan ini. Kami memiliki merek yang kuat, produk-produk yang berkualitas, dan tim yang tangguh. Kami akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen kami. Kami yakin bahwa kami akan keluar dari krisis ini sebagai perusahaan yang lebih kuat dan lebih kompetitif,” kata Donahoe dalam keterangan resmi. (Ly)