Himalayapost.id – Islamabad, 13 Februari 2024 – Pemilu parlemen Pakistan yang berlangsung pada Kamis (8/2) lalu tidak menghasilkan partai yang memenangkan mayoritas dari 169 kursi di Majelis Nasional, atau majelis rendah parlemen. Dari 266 kursi yang diperebutkan, para kandidat independen mendapatkan 101 kursi, partai politik Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Nawaz Sharif mendapatkan 75 kursi, dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin oleh keturunan dinasti politik Bilawal Bhutto-Zardari mendapatkan 54 kursi.
Pemilu tersebut diwarnai dengan kekerasan militan, kekacauan politik, dan pertanyaan tentang transparansi perhitungan suara. Selain itu, pemerintah juga menutup semua layanan telepon seluler secara nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan alasan keamanan. Beberapa partai juga menuduh adanya kecurangan dalam pemungutan suara, termasuk penghilangan surat suara, intimidasi pemilih, dan manipulasi hasil.
Untuk membentuk pemerintahan, partai dengan perolehan kursi terbesar dapat berusaha membentuk koalisi dengan partai-partai lain atau dengan kandidat independen. Namun, proses koalisi ini diperkirakan akan sulit, mengingat adanya persaingan dan permusuhan antara partai-partai besar. PML-N dan PPP mulai melakukan pembicaraan koalisi setelah jelas bahwa pendukung Khan unggul dalam perolehan kursi parlemen. Mereka mengklaim punya perjanjian dengan partai-partai kecil dan anggota parlemen baru, termasuk untuk pindah ke pihak mereka, demi meningkatkan jumlah kursi hingga angka mayoritas.
Pemilihan perdana menteri berikutnya ditentukan oleh parlemen Pakistan, sehingga memiliki mayoritas sangat penting. Namun, Imran Khan, mantan perdana menteri yang saat ini tengah mendekam di penjara dan dilarang menjabat di jabatan publik, tidak dapat ikut serta dalam pemilihan tersebut. Partainya, Tehreek-e-Insaf Pakistan (PTI), menyatakan tidak ingin dan tidak membutuhkan aliansi, mengklaim memiliki cukup kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Namun, fakta menunjukkan sebaliknya. (Ly)