Himalayapost.id – Paris, 31 Mei 2024 – Semua jalan menuju markas TFN di Paris, tempat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi tamu, ditutup rapat oleh pihak keamanan.
Langkah ini diambil untuk menjaga keamanan selama kunjungan yang memicu kemarahan sebagian besar opini publik Prancis, khususnya dari spektrum politik yang lebih luas.
Penutupan jalan menuju gedung TFN dilakukan dari empat sisi, termasuk jalan-jalan utama yang mengarah ke markas stasiun televisi tersebut.
Kunjungan Netanyahu, yang diundang oleh TFN untuk sebuah wawancara khusus, memicu gelombang protes besar di Paris. Banyak warga Prancis, terutama pendukung Palestina, menganggap undangan ini sebagai promosi kontroversial bagi Netanyahu, yang dianggap bertanggung jawab atas tindakan agresi terhadap Gaza.
Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar terdiri dari pelajar, menggelar tiga kali pawai namun diarahkan oleh aparat keamanan untuk berkumpul di satu tempat. Mereka berusaha mendekati markas TFN dan cabangnya, tetapi dihalangi oleh keamanan yang ketat.
Para demonstran berteriak keras, mengutuk apa yang mereka sebut sebagai kolusi resmi Prancis dengan Israel dan menyebut tindakan ini sebagai “menggelar karpet merah untuk penjagal Netanyahu”.
Seorang demonstran berteriak, “Ini memalukan dan tidak pantas bagi Prancis. Mengundang Netanyahu untuk membersihkan citranya setelah tindakan genosida yang dia lakukan adalah sesuatu yang tidak bisa diterima.”
Protes ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, Paris juga menyaksikan demonstrasi yang menuntut perusahaan manufaktur senjata Prancis untuk berhenti mempersenjatai Israel.
Para pengunjuk rasa, yang berkumpul di depan kantor pusat perusahaan senjata, mendesak agar pasokan senjata ke Israel dihentikan. Demonstrasi ini semakin relevan setelah beberapa organisasi hak asasi manusia mengajukan gugatan terhadap pemerintah dan perusahaan yang mengekspor senjata ke Israel.
Gerakan protes ini bertepatan dengan pembukaan pameran senjata di Paris, yang melibatkan partisipasi perusahaan-perusahaan Israel.
“Kami di sini untuk mengecam keterlibatan negara dan organisasi Prancis yang menyelenggarakan dan melengkapi pameran ini. Memberikan karpet merah kepada perusahaan-perusahaan Israel yang terlibat dalam tindakan perang dan kejahatan genosida adalah sesuatu yang tidak bisa diterima,” ujar salah satu pengunjuk rasa.
Gerakan protes ini menunjukkan ketegangan yang terus meningkat antara pendukung Palestina dan kebijakan luar negeri Prancis yang dianggap berpihak pada Israel. Demonstrasi dan aksi protes diperkirakan akan terus berlanjut selama kunjungan Netanyahu di Paris. (end)