Himalayapost.id – Perpustakaan sebagai sebuah institusi budaya telah memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan umat manusia. Perannya bukan hanya sebagai tempat untuk menyimpan berbagai macam bahan tertulis atau bacaan, tetapi juga sebagai pusat ilmu pengetahuan, ruang publik, pusat diskusi, dan sebagai penghubung antarbudaya yang berbeda.
Salah satu perpustakaan tertua yang masih ada hingga saat ini adalah Perpustakaan Universitas Al Quaraouiyine, terletak di kota Fes, Maroko. Perpustakaan ini didirikan oleh Fatima al-Fihri pada tahun 859 M, menjadikannya salah satu perpustakaan tertua di dunia yang masih berfungsi hingga saat ini. Bukan hanya memiliki usia yang tua, perpustakaan ini juga menjadi salah satu perpustakaan terbesar di Afrika Utara.
Koleksi perpustakaan Al Quaraouiyine meliputi berbagai macam koleksi, termasuk naskah kuno, manuskrip, dan buku-buku langka yang sangat berharga. Beberapa buku di perpustakaan ini berasal dari abad ke-9 hingga ke-12 yang artinya buku-buku tersebut telah berusia ratusan tahun. Banyak di antara buku-buku itu yang menyimpan karya-karya tulis dari para perintis ilmu pengetahuan dan agama Islam serta karya-karya penulis terkenal pada masanya.
Perpustakaan Al Quaraouiyine juga terkenal sebagai perguruan tinggi tertua yang masih beroperasi hingga kini. Universitas ini dikelola oleh komunitas muslim dan memiliki fokus pada pendidikan klasik dan agama Islam. Universitas tersebut juga dikenal sebagai rumah bagi banyak pelajar muslim dari berbagai negara di Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa selama berabad-abad.
Perpustakaan Al Quaraouiyine juga memiliki arsitektur yang unik dan megah. Bangunan perpustakaan ini memiliki taman yang indah dan mosaik-mosaik dengan warna-warna cerah yang memukau. Perpustakaan Al Quaraouiyine juga tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kultural tetapi juga turut menjaga dan mengembangkan budaya Islam tradisional.
Bukti bersejarah mengenai nilai perpustakaan Al Quaraouiyine sebagai institusi pendidikan memang sangat penting. Perpustakaan ini telah berkontribusi pada perkembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan dan budaya Islam ke seluruh dunia. Keberadaannya yang masih utuh hingga sekarang menjadi saksi sejarah yang memperingati nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi serta melestarikan budaya dan kearifan lokal Maroko dan dunia Islam secara keseluruhan.
Dalam era di mana digitalisasi semakin merajalela, perpustakaan Al Quaraouiyine menjadi salah satu tempat seperti yang terjaga dan tetap hidup. Tidak hanya mempertahankan identitas dan budaya lokal, perpustakaan ini juga tetap menjaga identitas dirinya sebagai pusat pendidikan terkemuka. Hal ini menjadi titik terang bahwa keberadaan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran masih sangat penting dan tidak akan tergantikan meskipun masa depan tanpa batas teknologi di depan mata kita. (Ly)