Himalayapost.id – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memulai kunjungan dua hari ke Guyana pada Senin, 25 Maret 2024. Kunjungan ini menandai langkah penting dalam hubungan bilateral antara Prancis dan negara tetangga berbahasa Inggris ini.
Menurut laporan, Kepala Diplomasi Prancis, Stéphane Séjourné, diharapkan akan mengumumkan pembukaan kedutaan besar di Georgetown, ibu kota Guyana.
Guyana, yang telah menjadi raksasa minyak dan gas dalam beberapa tahun terakhir, menarik perhatian dunia. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, berkeinginan untuk menegaskan kedaulatan negaranya atas bagian barat Essequibo, yang merupakan dua pertiga dari wilayah Guyana.
Hal ini akan membawa Guyana ke dalam genggaman kekayaan minyak dan gasnya, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 11 miliar barel setara minyak.
Sejak tahun 2015, penemuan minyak terus berlanjut, dipimpin oleh perusahaan Amerika Exxonmobil. Amerika Serikat juga sangat aktif di Guyana. Kepala CIA William Burns baru-baru ini mengunjungi istana presiden, yang menimbulkan kemarahan Caracas. Pada hari Selasa, mantan Presiden Bill Clinton dijadwalkan akan meresmikan forum bisnis.
Namun, Guyana bertekad untuk mendiversifikasi ekonominya agar tidak terjebak dalam kutukan minyak. Presiden Irfaan Ali telah menyatakan kebutuhan negaranya dengan jelas, termasuk infrastruktur transportasi, teknologi baru, pertanian, dan lainnya.
Prancis, yang menyadari prospek ini, akhirnya membuka kantor dengan seorang chargé d’affaires yang bertempat tinggal tahun lalu. Pembukaan kedutaan besar akan menandai keinginan untuk lebih meningkatkan hubungan dengan tetangga dekat ini, yang hanya berjarak 600 km dari Prancis.
Kunjungan Presiden Macron ke Guyana juga mencerminkan komitmen Prancis terhadap isu-isu global seperti perdagangan narkoba, penambangan emas ilegal, serta dukungan terhadap pertanian dan perikanan. Ini sejalan dengan tujuan Prancis untuk memungkinkan kegiatan pertambangan emas dan agroforestri yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta maju dalam masalah kelembagaan.
Kunjungan ini tidak hanya penting dalam konteks hubungan bilateral, tetapi juga dalam skala internasional, menunjukkan peran aktif Prancis dalam urusan global dan regional. Dengan pembukaan kedutaan besar di Guyana, Prancis menegaskan kembali posisinya sebagai pemain kunci dalam geopolitik regional dan global. (Ly)