Den Haag, Himalayapost.id, Aksi perobekan Al-Qur’an yang dilakukan oleh pemimpin kelompok islamofobia Pegida (Patriotic Europeans Against the Islamization of West), Edwin Wagensveld, di depan sejumlah kedutaan besar (kedubes) di Den Haag, Belanda, pada Sabtu (23/9/2023) mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Wagensveld merobek sejumlah halaman Al-Qur’an, membuangnya ke tanah, lalu menginjak-injaknya di depan kedubes Turki, Indonesia, dan Pakistan serta di depan kedubes Denmark.
Aksi ini bukan yang pertama dilakukan oleh Wagensveld. Sebelumnya, ia juga pernah merobek Al-Qur’an di depan kedubes Turki pada bulan Agustus. Ia juga pernah melakukan aksi serupa di kota-kota lain seperti Utrecht dan Rotterdam. Dalam aksinya, Wagensveld selalu mendapat pengamanan dari kepolisian Belanda.
Kedubes Indonesia di Belanda telah menyampaikan nota protes kepada pemerintah Belanda atas aksi Wagensveld.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan bahwa dubes Indonesia di Den Haag juga telah menggalang dukungan dari dubes-dubes Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menyampaikan keprihatinan bersama kepada Kementerian Luar Negeri Belanda.
Kedubes Turki di Belanda juga mengutuk keras aksi Wagensveld dan mengatakan bahwa mereka tidak akan melupakan tindakan tidak sopan itu.
Dubes Turki di Belanda, Selcuk Unal, mengatakan bahwa ia telah memperbaiki salinan Al-Qur’an yang robek dan menyimpannya di kedutaannya. Ia juga mengatakan bahwa ia telah melakukan kontak dengan semua otoritas Belanda terkait untuk mencegah tindakan seperti itu.
Aksi perobekan Al-Qur’an ini juga mendapat reaksi dari dunia internasional.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa ia mengecam aturan yang memberi izin pembakaran Al-Qur’an dan mengatakan bahwa hal itu merupakan bentuk penghinaan terhadap agama orang lain.
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, juga mengecam aksi Wagensveld dan mengatakan bahwa ia akan membela kehormatan Al-Qur’an dengan segala cara. (Ly)