Himalayapost.id – Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengumumkan pengunduran dirinya setelah partainya mengalami kekalahan telak dalam pemilihan umum.
Keputusan ini diumumkan pada konferensi pers yang diadakan di Downing Street, di mana Sunak menyampaikan rasa terima kasihnya kepada rakyat Inggris dan partainya atas dukungan yang telah diberikan selama masa jabatannya.
Partai Konservatif yang dipimpin oleh Sunak mengalami kekalahan signifikan dari Partai Buruh, yang dipimpin oleh Keir Starmer.
Hasil pemilu menunjukkan penurunan drastis dalam jumlah kursi yang dikuasai oleh Partai Konservatif di Parlemen, memaksa Sunak untuk mengakui kekalahan dan mengambil langkah mundur.
Dalam pidatonya, Sunak menyatakan bahwa kekalahan ini adalah tanggung jawabnya sebagai pemimpin dan bahwa Inggris membutuhkan perubahan kepemimpinan untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.
Ia juga menyoroti berbagai pencapaian yang telah diraih selama masa jabatannya, termasuk penanganan pandemi COVID-19 dan upaya pemulihan ekonomi.
Pengunduran diri Sunak mendapatkan berbagai reaksi dari politisi dan publik. Keir Starmer menyatakan penghargaan atas pelayanan Sunak dan menekankan perlunya kolaborasi untuk kemajuan negara.
Sementara itu, beberapa anggota Partai Konservatif mengungkapkan kekecewaan mereka dan mendesak partai untuk segera memilih pemimpin baru yang mampu membawa partai kembali ke jalur kemenangan.
Dengan mundurnya Rishi Sunak, proses pemilihan pemimpin baru Partai Konservatif akan segera dimulai. Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menggantikan Sunak termasuk Menteri Luar Negeri, Liz Truss, dan Menteri Dalam Negeri, Priti Patel.
Proses ini diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu ke depan, dengan pemimpin baru yang siap untuk membawa partai menghadapi tantangan politik dan ekonomi yang ada.
Perubahan kepemimpinan ini menandai babak baru dalam politik Inggris. Partai Buruh, di bawah kepemimpinan Starmer, diharapkan akan segera membentuk pemerintahan baru dan mengimplementasikan berbagai kebijakan yang dijanjikan selama kampanye.
Sementara itu, Partai Konservatif harus beradaptasi dan menyusun strategi baru untuk kembali merebut kepercayaan publik di masa mendatang.(end)