Himalayapost.id – Sejak, 27 Maret 2024, Rusia mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan lebih dari 29 ton bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung. Selama konflik yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel, lebih dari 32.400 warga Palestina tewas dan hampir 74.800 orang terluka sejak 7 Oktober tahun lalu.
Bantuan tersebut diselenggarakan atas arahan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dan atas nama Pemerintah Federasi Rusia.
Penerbangan khusus yang dikirim pada hari sebelumnya mengirimkan bantuan kemanusiaan gelombang ke-20 kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Mesir di kota El-Arish, kemudian mengalihkan bantuan ke kota tersebut untuk masyarakat Gaza.
Bantuan kemanusiaan yang dikirim meliputi biji-bijian, tepung, gula, produk cadangan jangka panjang lainnya, serta produk kebersihan pribadi.
Sebagian besar bantuan ini dikumpulkan di bawah inisiatif pemerintah Republik Karachay, Cherkessia. Secara total, sejak dimulainya misi kemanusiaan, 20 penerbangan Kementerian Darurat Rusia telah mengangkut lebih dari 480 ton kargo.
Situasi di Gaza sangat kritis karena kekurangan air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis. Perang dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika kelompok Hamas Palestina memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Menurut Hamas, serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi yang menyasar Hamas di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk meringankan penderitaan besar umat manusia. Serangan Israel tak kunjung reda, dan situasi di Gaza semakin memprihatinkan.
Bantuan kemanusiaan dari negara-negara seperti Rusia dan Jerman sangat penting untuk membantu warga sipil yang terdampak konflik ini. (Ly)