Himalayapost.id – Orbit Bumi semakin penuh dengan sampah luar angkasa, yaitu objek buatan manusia yang tidak lagi berguna, seperti satelit mati, sisa roket, dan puing-puing lainnya. Menurut jaringan pengawasan luar angkasa Amerika Serikat, terdapat lebih dari 30.000 keping sampah luar angkasa yang bergerak dengan kecepatan tinggi di sekitar Bumi.
Sampah luar angkasa ini menimbulkan ancaman bagi satelit aktif yang berada di orbit, karena bisa menyebabkan tabrakan yang merusak atau menghancurkan satelit tersebut. Tabrakan ini juga bisa menghasilkan lebih banyak sampah luar angkasa, yang memperparah kondisi orbit Bumi. Salah satu contoh tabrakan yang terjadi adalah antara satelit Rusia yang sudah tidak aktif dan satelit Amerika Serikat yang masih aktif pada tahun 2009, yang menghasilkan ribuan debris orbital.
Sampah luar angkasa juga bisa membahayakan misi luar angkasa yang melibatkan manusia, seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) atau pendaratan bulan. Sampah luar angkasa bisa menembus atau merobek perisai pelindung atau modul pesawat luar angkasa, yang bisa mengancam keselamatan astronot. Pada tahun 2016, ISS pernah ditabrak oleh puing sampah luar angkasa yang mengakibatkan kerusakan pada jendela kubah observasi.
Untuk mengatasi masalah sampah luar angkasa, beberapa negara dan organisasi telah mengembangkan teknologi untuk membersihkan orbit Bumi dari sampah luar angkasa. Misalnya, Jepang telah meluncurkan pesawat luar angkasa yang bernama electrodynamic tether (EDT), yang berfungsi mendorong sampah luar angkasa keluar dari orbit dan terbakar di atmosfer⁴. Selain itu, ada juga usaha untuk mencegah penambahan sampah luar angkasa, seperti dengan membuat satelit yang bisa menghancurkan diri sendiri setelah masa pakainya habis.
Sampah luar angkasa adalah masalah yang serius dan harus segera ditangani, agar orbit Bumi tetap aman dan bersih untuk kegiatan luar angkasa. Sampah luar angkasa adalah ancaman tersembunyi yang bisa merusak infrastruktur dan misi luar angkasa, serta mengganggu layanan komunikasi, navigasi, dan pengamatan yang bergantung pada satelit. (Ly)