Himalayapost.id – Singapura mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah kasus COVID-19, dengan kasus yang naik dua kali lipat dari sebelumnya yaitu 10.726 menjadi 22.094 terhitung dari tanggal 19-25 November lalu. Lonjakan signifikan tersebut kemungkinan terjadi karena masuknya musim akhir tahun dan penurunan ketahanan tubuh masyarakat. Meski demikian, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa tidak ada indikasi varian baru yang bisa memperparah keadaan.
“Saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa varian utama memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan dengan varian lain yang sedang beredar,” ungkap Kementerian Kesehatan Singapura dalam sebuah pernyataan.
Menanggapi lonjakan kasus tersebut, Kementerian Kesehatan Singapura mendorong masyarakat untuk terus mendapatkan vaksinasi. Terutama bagi warga yang dalam usia rentan seperti 60 tahun ke atas dan anak-anak berusia 6 tahun, mereka sebaiknya mendapatkan vaksinasi tambahan setidaknya satu tahun setelah dosis terakhir.
“Vaksinasi tetap menjadi cara yang paling efektif untuk melindungi diri dari COVID-19,” kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung.
Selain vaksinasi, masyarakat juga diminta untuk terus menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengenakan masker. Semua upaya ini diharapkan dapat membantu menekan penyebaran COVID-19 dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Lonjakan kasus COVID-19 di Singapura bukanlah satu-satunya yang terjadi di dunia. Menurut data Johns Hopkins University, saat ini kasus terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai 772 juta orang dengan total kematian sebanyak 6,98 juta orang.
Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun dan masih menjadi masalah global yang serius yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan demi melindungi diri dan orang-orang di sekitar. (Ly)