Studi terkini dari Universitas Oxford menempatkan Singapura sebagai negara dengan kinerja pegawai negeri sipil (PNS) terbaik di dunia pada tahun ini.
Berdasarkan Blavatnik Index of Public Administration yang dirilis oleh Blavatnik School of Government Oxford University, PNS Singapura menunjukkan keunggulan di hampir semua sektor, khususnya dalam aspek pelayanan publik yang vital. “Singapura berhasil menduduki peringkat pertama, dengan keunggulan di bidang layanan perbatasan, administrasi perpajakan, serta strategi dan inovasi,” demikian pernyataan resmi universitas tersebut yang dirilis pekan lalu.
Indeks Blavatnik ini merupakan pengembangan dari Indeks Efektivitas Layanan Sipil Internasional (InCiSE) yang pernah diterbitkan sebelumnya oleh institusi yang sama.
“Kami di layanan sipil Singapura banyak belajar dari praktik terbaik rekan-rekan layanan publik di berbagai negara,” ujar perwakilan Singapura yang dikutip oleh Himalayapost pada Kamis (9/12). “Indeks ini menjadi upaya berharga untuk terus meningkatkan efektivitas kami dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.”
Di posisi kedua, Norwegia mengikuti Singapura sebagai negara dengan kinerja PNS terbaik. Kanada dan Denmark berbagi posisi ketiga, sementara Finlandia berada di urutan kelima. Inggris dan Selandia Baru berbagi posisi keenam, diikuti Australia di peringkat kedelapan. Amerika Serikat, Estonia, Prancis, dan Spanyol menempati peringkat kesembilan secara bersamaan.
Penilaian dalam indeks ini didasarkan pada empat area utama aktivitas administrasi publik: strategi dan kepemimpinan, kebijakan publik, implementasi nasional, serta pengelolaan sumber daya manusia dan proses kerja.
Singapura meraih skor tertinggi dengan nilai indeks 0,85. Kepala Layanan Sipil Singapura, Leo Yip, menyatakan rasa syukurnya atas pengakuan terhadap administrasi publik negaranya. “Kami merasa rendah hati atas apresiasi ini, yang menjadi motivasi untuk terus melayani masyarakat lebih baik,” ucapnya.
Di Asia, Korea Selatan menempati peringkat tertinggi setelah Singapura, yakni di posisi ke-15. Indonesia sendiri berada di urutan ke-38 dari total 120 negara, sejajar dengan Republik Dominika dengan skor 0,61. Sementara itu, Malaysia menempati peringkat ke-40 dengan skor 0,60.
Dekan Blavatnik School of Government, Profesor Ngaire Woods, menyebut hasil ini sebagai ajakan penting bagi para pembuat kebijakan untuk mendorong reformasi. “Indeks ini menawarkan peluang emas untuk pembelajaran dan peningkatan, melalui pendekatan berbasis data dalam memperbaiki administrasi publik,” ujarnya.(AGF)