Himalayapost.id, Solok Selatan- Kabupaten Solok Selatan akan segera berusia 19 tahun pada 7 Januari 2023 mendatang. Kendati, sejarah berdirinya kabupaten ini masih belum banyak diketahui masyarakat sehingga Pemkab Solok Selatan menginisiasi akan menuangkannya ke dalam sebuah buku sejarah.
Proses pemekaran ini memakan waktu yang sangat panjang dan melibatkan banyak tokoh. Hal ini diungkapkan Bupati Solok Selatan H. Khairunas dalam pembukaan Seminar Sejarah Perjuangan Pemekaran Kabupaten Solok Selatan 1999-2004, di Aula Sarantau Sasurambi, pada Rabu (7/12/22).
“Bagi kami penulisan sejarah pemekaran ini adalah tonggak penting untuk menggugah semua pihak, bahwa keberadaan Solok Selatan bukanlah hal yang serta merta. Tetapi merupakan proses panjang yang dilakoni oleh banyak tokoh yang sebagian sudah tidak bersama kita lagi,” kata Khairunas.
Salah satu tokoh yang berperan penting dalam berdirinya kabupaten ini adalah Gamawan Fauzi, yang saat itu menjabat sebagai Bupati Solok. Gamawan memberi restu pemekaran dan menandatangani surat pemekaran pada 25 Juni 2003.
“Sejarah hingga terwujudnya pemekaran Kabupaten Solok Selatan itu lah yang saat ini ingin kami susun menjadi sebuah buku. Dan kami yakin Bapak (Gamawan Fauzi) akan menguraikan secara tuntas dan jelas tentang proses, dinamika dan tantangan yang dihadapi. Hingga Kabupaten Solok Selatan, dengan ibu kota Padang Aro, resmi berdiri pada tanggal 7 Januari 2004,” lanjutnya.
Di kesempatan tersebut, Bupati Khairunas juga menerima langsung dokumen asli pemekaran dari salah seorang tokoh pemekaran, H. Syukrial Syukur.
Syukrial mengungkapkan dokumen tersebut telah dijaganya sejak lama. Dia mendapat pesan dari Prof. Armen Mochtar bahwa dokumen tersebut baru bisa diserahkan jika sudah ada yang merealisasikan niat mencatatkan sejarah berdirinya Solok Selatan.
“Ini kami susun di aula IAIN Imam Bonjol, Padang. Terdiri dari dua buku, yang satu album dimana Bapak Gamawan Fauzi bersalaman dengan Ketua DPRD Kabupaten Solok resmi menetapkan pemekaran Kabupaten Solok Selatan,” ungkapnya.
Adapun penulisan buku ini bekerja sama dengan tim dari Lembaga Humaniora Universitas Andalas. Penulisan ini juga melibatkan tokoh-tokoh yang saat itu terlibat aktif dalam pemekaran Solok Selatan.
Turut dihadirkan dalam seminar tersebut seperti keluarga Alm. Musril Kusai, Samsir Pane, H. Syukrial Syukur, Noviar Dt. Rajo Endah, dan tokoh-tokoh daerah lainnya.