Himalayapost.id – Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, menghadapi masa-masa sulit terkait spekulasi yang beredar tentang kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan oleh Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).
Laporan terbaru menunjukkan bahwa ICC mungkin segera mengeluarkan surat perintah tersebut, yang telah mendapat tanggapan keras dari Gedung Putih dan tokoh-tokoh internasional lainnya.
Menurut sumber yang dekat dengan situasi tersebut, ada kekhawatiran yang meningkat di kalangan pejabat Israel bahwa ICC akan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan pejabat tinggi lainnya sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan kejahatan perang yang terjadi selama konflik Israel-Hamas pada tahun 20144.
Meskipun ICC belum memberikan indikasi publik bahwa surat perintah tersebut akan segera dikeluarkan, kekhawatiran ini telah memicu reaksi dari berbagai pihak.
Pemerintahan Biden telah menegaskan penentangannya terhadap kemungkinan penuntutan anggota pemerintahan Israel, termasuk Netanyahu. Pernyataan ini datang setelah minggu-minggu kekhawatiran dari pejabat Israel bahwa surat perintah penangkapan untuk Netanyahu akan segera dikeluarkan.
Hal ini juga telah mendapat dukungan dari Ketua DPR AS, yang berdiri bersama dalam menentang surat perintah penangkapan tersebut.
Netanyahu sendiri telah menyatakan bahwa Israel “tidak akan pernah menerima upaya ICC untuk merusak hak inheren Israel untuk membela diri.” Dia menambahkan, “Ancaman untuk menangkap tentara dan pejabat dari satu-satunya demokrasi di Timur Tengah dan satu-satunya negara Yahudi di dunia adalah hal yang keterlaluan. Kami tidak akan tunduk padanya,” ujarnya dalam sebuah postingan di media sosial.
Surat perintah penangkapan dari ICC, jika benar-benar dikeluarkan, tidak akan berarti Netanyahu akan berakhir di penjara. Baik Israel maupun Amerika Serikat tidak mengakui yurisdiksi pengadilan tersebut, meskipun surat perintah tersebut akan menempatkan pejabat Israel dalam risiko penangkapan di negara lain, termasuk sebagian besar Eropa.
Ini juga akan menjadi pernyataan profil tinggi tentang tindakan Israel di Gaza, dan perkembangan memalukan yang akan menempatkan Netanyahu bersama Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pemimpin besar yang menghadapi tindakan semacam itu dari ICC.
Situasi ini menyoroti ketegangan yang terus berlangsung antara Israel dan komunitas internasional terkait dengan konflik yang berkepanjangan dan kompleks di Timur Tengah.
Dengan spekulasi penangkapan yang beredar, Netanyahu dan para pendukungnya mungkin menghadapi tantangan baru dalam upaya mereka untuk mempertahankan posisi mereka di panggung dunia. (Ly)