Himalayapost.id, Washington DC- Ekonomi global diramal makin memburuk pada awal tahun 2023 mendatang. Perang Rusia dan Ukraina yang terus memanas dan tingginya utang di sejumlah negara untuk menanggulangi dampak Covid-19 jadi beberapa pemicunya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rangkaian kerjanya di Amerika Serikat (AS), menyempatkan waktu bertemu dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.
“Bersua dan berdiskusi bersama teman lama, @kristalina.georgieva Managing Director of @the_imf selalu menjadi momen yang menarik dan berharga bagi saya.” kata Sri Mulyani dalam postingan Instagramnya @smindrawati, Selasa (11/10/22).
Sri Mulyani mengungkap, sepertiga negara di dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan ke depan, baik karena kesulitan akibat beban utang yang tinggi, ditambah lemahnya fundamental makroekonomi dan isu stabilitas politik.
Menurutnya, tekanan perekonomian tersebut tidak hanya akan terjadi di negara berkembang saja, namun juga kondisi di banyak negara maju.
Meski begitu Sri Mulyani menyebut, Kristalina justru memberikan apresiasi kepada Indonesia yang telah meraih pertumbuhan tinggi dengan kondisi stabilitas politik dan fundamental ekonomi yang kuat, di tengah kondisi dunia yang berat.
Keduanya juga berpendapat untuk menghadapi krisis global yang tengah terjadi, diperlukan mekanisme untuk mitigasi risiko terjadinya resesi apabila kondisi ini benar-benar berlanjut.
“Indonesia akan terus aktif mendukung dirumuskannya opsi-opsi dan langkah konkret untuk memitigasi risiko multi krisis saat ini,” tandasnya.