Himalayapost.id – Dharmasraya sebanyak 5 orang siswa – siswi sekolah dasar SDN 01 tepatnya di Nagari Sungai Limau, Kecamatan Asam Jujuhan , Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumbar hanyut terbawa derasnya arus Sungai Batang Asam.Peristiwa naas itu terjadi Rabu siang (29/05/2024) yang berpasangan dengan perpisahan siswa- siswi kelas VI.
Dari informasi salah seorang staf yang berkerja di kantor camat Asam Jujuhan Pen menyebutkan diduga para siswa dan siswi itu hanyut setelah mandi bersama di sungai Batang Asam, yang tak berapa jauh dari sekolah dasar itu,” terangnya.
Namun, sebut Pen lagi bak seperti pepatah Minang kabau “malang nan indak dapek ditolak” mujua nan indak dapek diraih” dari ke 5 orang anak usia dini hanyut tersebut diantaranya Fitri Ani waluwu umur 12 tahun kelas IV, Juviri Waruwu 9 tahun kelas III, Maria Elsa Jelita Buulolo 8 kelas II, Aditya Pasrah K Buulolo 10 kelas II dan Elizabeth Murni Buulolo 12 tahun kelas IV,” paparnya.
Dari ke lima korban melihat tengah melihat perpisahan anak kelas VI dan kemudian usai acara perpisahan itu, dikabarkan mereka mandi- mandi di sungai yang berjarak kurang lebih 50 meter dari sekolah itu. Kuat dugaan mereka tak pandai berenang dan akhirnya mereka hanyut bersama terbawa derasnya arus sungai Batang Asam.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan melalui kadis pendidikan Bobby Riza perdana membenarkan peristiwa itu. Menurutnya, ketika mendapatkan informasi dari kepala sekolah Ia langsung turun ke Nagari Sungai Limau untuk mengetahui apa penyebab dari terjadinya peristiwa itu.
Dikatakan Bobby hanya berselang waktu yang tak berapa lama ditemukan sebanyak 4 orang dan 1 orang masih dalam proses pencaharian warga yang dibantu tim SAR. Ia mengaku sempat terkejut lantaran mereka yang hanyut itu terdiri dari 2 kepala keluarga (KK). Mirisnya , tiga orang diantaranya merupakan kakak beradik putra putri dari Yohannes Hermanto Buulolo, yang hanya memiliki anak tiga orang ,” tuturnya.
” Dari informasi warga setempat sebelumnya anak- anak ini, sering mandi di sungai itu dan juga sudah dilarang,” timpal bobby sembari menirukan pengakuan warga setempat.
Sementara korban yang hanyut dua orang lagi, juga kakak beradik, putra putri dari Taha Dodo Waruwu.Tentu dengan terjadinya peristiwa tersebut menimbulkan duka yang mendalam bagi segenap dinas pendidikan Dharmasraya, peristiwa yang terjadi ini, merupakan yang pertama kalinya sejak Dharmasraya di mekarkan dari kabupaten induk yakni kabupaten Sawahlunto Sijunjung,”akunya.
Bobby mengimbau kepada seluruh kepala sekolah ketika sedang proses belajar mengajar atau di saat jam istirahat, harus bisa mengontrol anak didik, sebab mereka masih disekolah. Dan bagi wali murid sebagai orang tua juga jangan lupa mengawasi dan mengontrol anak jam berapa dia pulang sekolah” perlu diawasi”. Ini, semua bertujuan agar tidak ada lagi terjadi peristiwa seperti ini,” tegasnya.
Untuk informasi sementara sampai berita ini diturunkan warga bersama dengan tim SAR, APBD Dharmasraya masih melakukan pencaharian. (NT)