Himalayapost.id, Surabaya – Mahasiswa baru biasanya memiliki banyak mimpi untuk masa depannya setelah lulus berkuliah. Bagi mahasiswa jurusan teknik informatika / komputer (IT), mimpi yang banyak ditemukan adalah keinginan bekerja di perusahaan ternama, membuat startup dan aplikasi canggih, hingga memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat dengan penerapan teknologi.
Sugianto Halim, CEO SEVIMA yang juga alumni Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), juga mengakui bahwa dirinya punya mimpi yang sama. Tapi dalam perjalanannya, ternyata mencapai mimpi tersebut tidak bisa langsung diraih sekejap setelah lulus berkuliah. Namun perlu perjuangan ekstra sepanjang 18 tahun Halim mendirikan SEVIMA.
“Mahasiswa yang masuk di Jurusan Informatika ini merupakan mahasiswa pilihan. Proses seleksinya sangat ketat bahkan menjadi salah satu yang terfavorit di Indonesia, karena (lulusan) bidang IT sedang tren dan sangat dibutuhkan. Namun untuk sukses, perlu keterampilan dan menyiapkan langkah konkrit bagaimana setelah lulus mahasiswa bisa sukses dalam karir, yaitu saat bekerja dan berwirausaha di bidang IT,” ujar Halim dalam Orientasi Keilmiahan dan Keprofesian Berbasis Kompetensi (OK2BK) bersama ribuan mahasiswa baru ITS, Sabtu (20/08/22) kemaren.
Berdasarkan pengalamannya memimpin SEVIMA untuk mengembangkan sistem akademik semenjak masih berstatus mahasiswa ITS, hingga kini memimpin tiga perusahaan dan komunitas pendidikan yang tersebar di ribuan kampus se-Indonesia, Halim membagikan tips bagi para mahasiswa untuk sukses berkarir di bidang IT. Berikut tipsnya:
3 Tips Sukses Berkarir di Bidang IT
- Memiliki Sikap yang Baik
Menurut Halim, sepandai-pandainya orang, attitude (sikap) akan selalu menjadi prioritas utama dalam berkarir. Kemampuan kompetensi seseorang akan mendapatkan nilai plus jika memiliki attitude yang bagus.
Di bidang IT, memiliki sikap yang baik juga makin penting karena tidak semua lapisan masyarakat memahami aspek teknis terkait komputer dan sistem informasi. Misalnya, masyarakat yang bisa menggunakan gadget dan media sosial, belum tentu dapat membuat aplikasi dan memahami jika ada masalah teknis. Oleh karenanya Halim berharap bahwa lulusan jurusan IT dapat memiliki attitude yang baik, agar dapat mengkomunikasikan ilmunya kepada masyarakat secara luas.
“Good attitude masih menjadi poin penting dalam penilaian saat berkarir, berkomunikasi, menjelaskan masalah, dan mencari solusi. Kompetensi seseorang akan semakin terlihat jika dibarengi dengan attitude yang baik,” pesan Halim.
- Terus Belajar Teknologi Terbaru
Lulus dari jurusan IT, para mahasiswa tentunya sudah mampu membuat aplikasi dan melakukan pemrograman (coding). Akan tetapi, apa yang dipelajari saat kuliah bisa jadi sudah berubah drastis saat para mahasiswa lulus karena perkembangan teknologi begitu cepat.
Halim memberi contoh berupa pengetahuan terkait infrastruktur awan (cloud). Saat Halim menjadi mahasiswa dan ikut membangun Sistem Akademik di ITS, tentu hal yang dilakukan adalah memasang aplikasi tersebut di sebuah server yang berbentuk komputer besar dan diletakkan di ruangan yang dingin. Namun hanya berselang kurang lebih 10 tahun, berbagai aplikasi termasuk sistem akademik di kampus kini sudah berubah menjadi berbasis awan (Siakadcloud). Kampus tidak perlu lagi membeli dan merawat server untuk pembelajaran online dan administrasi perkuliahan.
“Jadi lulusan IT nanti harus terus belajar teknologi secara cepat, fokus, dan dalam waktu yang sempit. Tak hanya kemampuan teknologi saja, namun juga kesiapan lainnya seperti persiapan jaringan dan upgrade sistem yang sangat cepat. Bayangkan, kita saat ini bisa pesan ojek dan mengakses sistem akademik lewat HP yang sangat kecil, dan aplikasi itu tidak memiliki server fisik. Semuanya sudah melalui komputasi awan (cloud).”
- Mengembangkan Soft Skill
Terakhir menurut Halim, berkarir di dunia IT tak hanya membutuhkan skill teknikal saja. Namun, seorang tenaga IT yang hebat juga harus memiliki skill komunikasi yang bagus. Ada beberapa skill yang dibutuhkan oleh seorang ahli IT, yaitu Communication, problem solving, analytical, creativity, resourceful, perseverance, teamwork.
Dengan menerapkan skill ini bertujuan untuk menciptakan lulusan IT untuk lebih siap menyampaikan solusi permasalahan dan juga ide-ide kreatif yang dibutuhkan perusahaan dan industri.
“Tenaga IT akan semakin hebat jika ditunjang dengan softskill yang mumpuni. Soft skill ini akan menciptakan nilai plus bagi ahli IT,” ungkap Halim.
Agar proses mengasah soft skill ini bisa berjalan dengan baik, Halim mengarahkan mahasiswa agar mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang tengah digalang pemerintah. Program ini menurutnya sangat membantu mahasiswa dalam mengasah kemampuan yang dimiliki karena bisa bekerja langsung di industri, dan dapat diikuti mahasiswa secara gratis bahkan digaji tiap bulannya.
“Untuk melatih diri secara softskill, mahasiswa bisa mencoba program MBKM. Program ini akan membantu mahasiswa bisa merasakan belajar di lingkungan kerja yang sesungguhnya,” pungkas Halim. (Ril)