Himalayapost.id – Sebuah bencana alam mengguncang hati masyarakat Papua Nugini. Tanah longsor yang terjadi di Desa Kaokalam, Provinsi Enga, tidak hanya merenggut rumah-rumah penduduk, tetapi juga nyawa mereka. Pada jumat, 24 Mai 2024
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 03.00 waktu setempat, saat kebanyakan warga sedang terlelap dalam tidur.
Menurut laporan terbaru, jumlah korban yang tewas diperkirakan mencapai 2.000 orang, sebuah angka yang jauh melampaui estimasi awal yang menyebutkan 670 korban jiwa. Lebih dari 150 rumah dikabarkan tertimbun oleh longsoran tanah, meninggalkan sedikit harapan untuk menemukan penyintas.
Kepala Badan Migrasi PBB (IOM) untuk Papua Nugini, Serhan Aktoprak, mengungkapkan keprihatinannya atas tragedi ini dan menekankan kesulitan yang dihadapi dalam upaya penyelamatan karena lokasi yang terpencil dan kurangnya data sensus yang akurat.
Pemerintah Papua Nugini memperkirakan populasi negara tersebut berjumlah sekitar 10 juta orang, sementara penelitian PBB pada tahun 2022 memperkirakan jumlah penduduk bisa mencapai 17 juta orang.
Selain itu, tanah longsor juga mengubur jalan raya utama provinsi sepanjang 200 meter di bawah puing-puing sedalam 6 hingga 8 meter, menambah kesulitan bagi tim penyelamat untuk mencapai lokasi bencana. Ancaman longsoran susulan masih mengintai, membuat situasi semakin tidak stabil dan berbahaya.
Pemerintah Papua Nugini, dengan dukungan internasional, berupaya keras untuk menangani situasi darurat ini. Mereka berjanji akan merilis informasi lebih lanjut mengenai skala kehancuran dan korban jiwa segera setelah data valid tersedia.
Sementara itu, warga setempat dan pekerja bantuan terus berupaya mengevakuasi korban dengan menggunakan sekop untuk menggali mayat di bawah reruntuhan. (Ly)