Himalayapost.id – Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) telah merilis protokol uji coba sin-bins dalam sepakbola. Sin-bins adalah area di luar lapangan yang harus ditempati oleh para pemain yang melakukan pelanggaran tertentu. Pelanggaran-pelanggaran ini akan ditandai dengan kartu biru, yang menambah kartu kuning dan kartu merah yang sudah ada. Penerapan protokol ini di level top sepak bola belum akan terjadi dalam waktu dekat, namun protokol ini telah diujicobakan sejak musim 2018/2019.
Awalnya, protokol ini direncanakan untuk menghukum reaksi berlebihan dari para pemain, termasuk perilaku yang menyelisihi keputusan wasit. Namun, kemudian satu jenis pelanggaran lain dimasukkan, yaitu pelanggaran taktis. Pelanggaran taktis, juga dikenal sebagai pelanggaran sinis, dilakukan oleh sebuah tim untuk merusak atau mengganggu permainan lawan tanpa niatan mengambil bola. Contohnya adalah saat tim terancam serangan balik lawan dan mengganggu tim yang menyerang dengan menarik kaus atau mengganjal kaki secara sengaja.
Pemain yang mendapat hukuman kartu biru akan ditempatkan di sin-bins selama 10 menit sebelum kembali ke lapangan. Jika seorang pemain menerima kartu biru dua kali dalam satu pertandingan, maka akan berujung pada kartu merah. Hal yang sama berlaku jika pemain menerima kombinasi kartu kuning-biru atau sebaliknya.
Meskipun IFAB telah merilis protokol ini, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memastikan bahwa penerapannya di level elite sepak bola masih terlalu prematur untuk saat ini. Pengujian akan terus dilakukan dan pembahasan lebih lanjut mengenai penggunaan kartu biru akan melibatkan kedua badan sepak bola tersebut. (Ly)