Himalayapost.id – Ukraina semakin terpojok oleh serangan militer Rusia yang terus meningkat intensitas dan cakupannya. Pasukan Rusia tidak hanya menyerang dari arah timur, tetapi juga dari utara melalui Belarus dan dari selatan melalui Crimea. Serangan-serangan ini menargetkan militer Ukraina.
Menurut laporan terbaru, sejak awal invasi Rusia pada 7 Oktober 2023, setidaknya 2.345 tentara Ukraina tewas dan lebih dari 15.000 terluka akibat serangan Rusia. Di sisi lain, Rusia mengklaim bahwa hanya 123 tentaranya yang tewas dan 567 terluka, serta 16 warga sipil tewas dan 84 terluka akibat serangan balasan Ukraina.
Ukraina telah mendapat bantuan senjata dan peralatan militer dari NATO, yang merupakan aliansi pertahanan kolektif yang beranggotakan 30 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman. Namun, bantuan tersebut tampaknya tidak cukup untuk mengimbangi kekuatan militer Rusia, yang memiliki anggaran pertahanan lebih besar dan persenjataan lebih canggih.
Beberapa jenis senjata yang dikirimkan oleh NATO ke Ukraina antara lain adalah peluncur roket, rudal anti-tank, radar, drone, dan sistem pertahanan udara. Namun, sebagian besar senjata tersebut tidak mampu menembus pertahanan udara Rusia, yang menggunakan sistem S-400 yang mampu mendeteksi dan menghancurkan target udara dalam jarak hingga 400 kilometer.
Selain itu, Rusia juga menggunakan senjata-senjata baru yang belum pernah digunakan sebelumnya, seperti rudal hipersonik, senjata laser, dan senjata elektromagnetik.
Rudal hipersonik adalah rudal yang mampu terbang dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, sehingga sulit untuk diintersep.
Senjata laser adalah senjata yang menggunakan sinar laser untuk menghancurkan target dengan panas dan tekanan.
Senjata elektromagnetik adalah senjata yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengganggu atau merusak sistem elektronik musuh.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina tidak akan menyerah dan akan terus melawan Rusia dengan segala cara yang ada. Dia juga meminta bantuan lebih banyak dari NATO dan komunitas internasional, termasuk sanksi ekonomi dan politik terhadap Rusia. Dia mengatakan bahwa Ukraina adalah garis depan pertahanan Eropa dan dunia bebas terhadap agresi Rusia.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS akan terus mendukung Ukraina dan mengutuk serangan Rusia. Dia juga mengatakan bahwa AS akan memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan kepada Ukraina setelah konflik berakhir. Namun, dia tidak menyebutkan apakah AS akan mengirimkan pasukan atau senjata tambahan ke Ukraina. (Ly)