Himalayapost.id – Sebuah laporan yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa terdapat 10 warga negara Indonesia yang bertempur sebagai tentara bayaran di sisi Ukraina sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Menurut laporan tersebut, empat dari mereka telah tewas dalam konflik tersebut.
Pernyataan ini telah menimbulkan kekhawatiran dan memicu permintaan klarifikasi dari pemerintah Indonesia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan bahwa informasi yang diberikan oleh Rusia perlu diverifikasi lebih lanjut. Ia menyarankan untuk menanyakan langsung kepada pihak Rusia yang memiliki data tersebut.
Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menolak klaim Rusia bahwa negaranya merekrut tentara bayaran asing. Hamianin menantang Rusia untuk memberikan bukti yang jelas, seperti identitas atau setidaknya foto, agar pemerintah Indonesia dapat mengidentifikasi mereka.
Kontroversi ini muncul di tengah upaya berkelanjutan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo untuk memainkan peran sebagai mediator dalam konflik antara Ukraina dan Rusia.
Pada Juni 2022, Jokowi melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia sebagai bagian dari misi perdamaian yang ia deklarasikan sendiri untuk mengakhiri permusuhan antara dua negara tersebut, yang merupakan salah satu penyuplai utama pangan dunia.
Laporan ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia dalam mencegah warganya dari direkrut untuk bertempur di sisi Rusia atau Ukraina.
Menurut laporan Reuters, Ukraina mendesak negara-negara di selatan untuk melakukan lebih banyak upaya dalam mencegah warganya dari direkrut untuk bertempur bagi Rusia dalam perang melawan Ukraina, dengan memperkenalkan delapan tawanan perang dari negara-negara tersebut kepada publik.
Kasus dugaan keterlibatan warga negara Indonesia sebagai tentara bayaran di Ukraina ini menambah kompleksitas hubungan internasional Indonesia, terutama dalam konteks hubungan bilateral dengan Rusia dan Ukraina.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengklarifikasi situasi dan memastikan keamanan warganya. Kejadian ini juga menjadi pengingat penting bagi masyarakat internasional tentang dampak luas dari konflik yang berkepanjangan di Ukraina. (Ly)